Jangan terlalu lama berada dalam keadaan yang tidak membahagiakan. Beranikanlah diri mu untuk mengubah yang bisa kamu ubah sekarang.

Jumat, 10 Agustus 2012

Dasar-dasar Logika


Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen deduktif:
1.       Setiap mamalia punya sebuah jantung
2.       Semua kuda adalah mamalia
3.       Jadi setiap kuda punya sebuah jantung
Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Contoh argumen induktif:
1.       Kuda Sumba punya sebuah jantung
2.       Kuda Australia punya sebuah jantung
3.       Kuda Amerika punya sebuah jantung
4.       Kuda Inggris punya sebuah jantung
5.       ...
6.       Jadi setiap kuda punya sebuah jantung
Dibawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.
Deduktif : Jika semua premis benar, maka kesimpulan pasti benar.
Induktif  : Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar

| Supported? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar